Setiap orang pasti memiliki visi hidupnya sendiri-sendiri. Tapi berbeda dengan orang pilihan Tuhan, sebagai Anak Allah, sebagai orang percaya, Tuhan sudah memberikan tujuan masing-masing kepada mereka. Dimana kita tidak lagi berkutat dengan diri sendiri melainkan kepada sesama umat manusia dan terlibat didalamnya.
Ketika kita telah berada dalam sebuah hubungan yang baik dan harmonis dengan Allah, Ia akan menyingkapi visi yang berasal dari Dia untuk kita, umat pilihanNya. Mungkin dari setiap masalah atau ujian, mungkin dari penglihatan, mungkin dari doa kita, mungkin juga dari nubuatan para hamba Tuhan. Tuhan Yesus tidak pernah mati “gaya” untuk menyampaikan visi hidup yang Ia taruh dihati kita. Asal kita mau datang dan mencari Dia, maka Ia berkenan pada kita dan membuka visi tersebut untuk dinyatakan pada diri kita. Miliki keintiman dengan Allah, minta tuntunanNya agar kita segera menerima visi tersebut, terlebih lagi kita masih berusia muda, banyak yang masih dapat kita kerjakan untuk kemuliaan Tuhan. Berdoa, berpuasa, membaca firman Tuhan, dan pujian penyembahan adalah cara kita untuk menerima visi itu dan bergumullah, apakah benar itu yang Ia letakkan dihati kita, dan ujilah visi itu dengan sang waktu.
Setelah kita menangkap visi itu, doakanlah dan ujilah. Kita akan merasakan sukacita, damai sejahtera, semangat dan kepuasan. Dan semakin kita tenggalam dalam visi itu, kita justru memperolah hal-hal yang baru, yang baik dan yang mulia. Visi biasanya membutuhkan proses yang jangka waktunya panjang, bukan jangka pendek. Selama rentang waktu itu, mungkin kita akan mengalami kelelahan, kejenuhan, dan hal itu normal adanya. Waktu adalah hal yang terbaik menguji visi itu, apakah berasal dari Allah atau sekadar emosi sesaat.
Masih ingatkah kisah Yusuf yang dijual ke mesir, menolak rayuan istri potifar, dijebloskan kepenjara? Namun Yusuf tidak pernah melepaskan visi itu atau meragukan visi yang ia dapat melalui mimpi. Demikianlah kita harus memiliki integritas yang benar dihadapan Tuhan. Apapun yang kita alami adalah proses dari Tuhan. Memang tidak selamanya proses itu indah dan baik, mungkin kita tersandung oleh masalah dan pencobaan. Mohon pengampunan pada Tuhan adalah jalan terbaik agar hubungan kita dengan-Nya tidak semakin jauh, atau akhirnya visi kita tenggelam oleh sang waktu. Karena visi adalah bersumber dari Tuhan. Visi akan tetap hidup jika hubungan kita dengan Tuhan baik, dan akan mati ketika sang sumber itu dilupakan. Visi itu laksana sebuah lilin kecil yang hidup dalam ruangan yang gelap, dan visi itulah yang menuntun kita kearah yang Tuhan tunjukkan pada kita.
Jika kita sudah berada dalam jalan-Nya, kita tidak lagi hidup untuk berjuang dan memohon. Yang perlu dilakukan hanya percaya kepada firman-firman, Janji Allah dan kuasa kebenaran-Nya. Tuhan akan membukakan jalan bila kita tetap berada didalam naungannya. Jangan lupa integritas yang kita bangun, juga mempengaruhi visi kita tersebut. Seperti Yusuf yang hidup tidak bercela, demikianlah kita meneladaninya.
Sumber : Airhidup.com/Jawaban.com/em